Lingkungan Sudah tidak Kondusif, Pesantren Daarul Rahman Pindah ke Jagakarsa

Pengasuh Pesantren Darul Rahman KH Syukron Makmun (foto: shodiq/SI)

Jakarta (SI Online) - Pondok Pesantren Daarul Rahman yang kini beralamat di Jl. Senopati Dalam II No. 35-A Senayan,  Kebayoran Baru, Jakarta Selatan akan pindah ke kawasan Jagakarsa. Persisnya, pesantren yang diasuh KH Syukron Makmun itu akan diboyong ke Jl. Kav DKI, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 
 
Peletakan batu pertama pembangunan Ponpes Daarul Rahman dilakukan pada Selasa siang (08/09). Sejumlah pejabat tinggi dan mantan pejabat tinggi negeri ini menjadi saksi rencana berdirinya pesantren Darul Rahman di tempat yang baru ini. Di antaranya mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Menteri Agama Maftuch Basyuni, mantan KSAL Laksmana (purn) Mersetio, dan mantan Dirjen PHU Kemenag Slamet Riyanto. Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mewakilkan kepada Dirjen Bimas Islam Prof Dr H Machasin. 
 
Selain para pejabat dan mantan pejabat, sejumlah habaib dan kyai Jabodetabek juga turut hadir, di antaranya Ustaz Muhammad Arifin Ilham. 
 
Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Rahman KH Syukron Makmun menjelaskan, pindahnya pesantren yang dipimpinnya ini disebabkan lokasi yang lama sudah tidak kondusif lagi sebagai tempat pendidikan. Lahan Pesantren sudah terjepit oleh gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi ke langit. 
 
"Berdirinya tower-tower di Daarul Rahman membuat kita seperyi sumur. Kalau mau lihat tower harus merentang ke atas. Persis seperti sumur," ungkap Kyai Syukron. 
 
Dengan kondisi seperti itu, lanjut Kyai Syukron, pihaknya merasa tidak lagi leluasa bergerak. "Olahraga, pendidikan tidak bergerak. Menempatkan laboratorium-laboratorium saja susah. Bukan kita tidak mau maju, untuk mencari tempat karena sempitnya tanah yang ada. Lingkungan tidak mengizinkan," jelasnya. 
 
Selain itu, hal lain yang dikeluhkan, setiap hujan deras Pesantren selalu kebanjiran. "Berapa kali kebanjiran?. Asal setiap hujan deras selalu bajir. Hitung saja berapa kali hujan deras," katanya disambut tawa hadirin. 
 
Dengan kenyataan seperti yang dia jelaskan, apalagi setelah ditinjau adanya perubahan tata ruang yang dahulunya lokasi tersebut untuk tempat pendidikan namun sekarang menjadi pusat bisnis, maka rencana perpindahan pesantren pun disampaikan kepada pemerintah, baik Pemda maupun Kementerian Agama. 
 
Setelah sejumlah pihak terkait, seperti keluarga pewakaf, pemerintah dan Kemenag menyetujui rencana tersebut, maka dilakukanlah ruislag dengan PT Ambar Akor. "Sebab tanah wakaf tidak boleh dijual dan diwariskan," ungkap kyai yang mengenyam pendidikan di Pesantren Salafiyah Sidogiri, Pasuruan dan juga Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur ini. 

Mantan Wapres Jenderal (Purn) Try Sutrisno mengawali peletakan batu pertama pembangunan Ponpes Daarul Rahman di kawasan Jagakarsa, Jaksel, Selasa (08/09).

Ponpes Daarul Rahman didirikan pada 11 Januari 1975 oleh KH. Syukron Makmun bersama kawan-kawannya; KH. Untung Ghozali BA, KH. Mansyuri Baidlowi MA, Ust. Nuharzim  BA, KH. Kadir Rahaman, KH Abdurahman Naidi, dan H. Muhammad Noor Mughi. Pesantren ini menempati lahan wakaf dari H. Abdurahman Naidi. Kawasan Senopati pada tahun 1970-an masih berbentuk kampung. Tapi pesatnya perkembangan Jakarta pada tahun 1980-an dengan cepat mengubah kawasan ini dari kampung menjadi segitiga emas bisnis Jakarta.
 
Idealisme Kiyai Syukron untuk mendirikan pesantren Daarul  Rahman yaitu ingin menggabungkan antara model klasikal ala pesantren Gontor dan model Salafiyah. "100 persen Salafiyah, 100 persen Gontor. Saya nggak mau setengah-setengah," tandasnya.
 
red: shodiq ramadhan

Comments
0 Comments